wettsteinbrothers.com — Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan. Pada Senin (14/7/2025) pagi, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu meletus dan mengeluarkan asap tebal berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal yang membumbung setinggi 700 meter dari puncak kawah Jonggring Seloko.
Menurut laporan resmi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru yang dirilis oleh Badan Geologi, erupsi tercatat terjadi sekitar pukul 06.15 WIB. Petugas pengamat menyampaikan bahwa kolom abu condong ke arah barat daya, menyusul arah angin di kawasan tersebut.
Meskipun aktivitas erupsi kembali terjadi, status Gunung Semeru tetap berada di Level III atau Siaga. Artinya, warga dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak, serta pada jarak 13 kilometer ke arah tenggara dari pusat erupsi, terutama di sepanjang aliran lahar dan awan panas di sektor Besuk Kobokan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, terutama di jalur luncuran awan panas dan lahar dari Gunung Semeru,” ujar petugas PVMBG dalam keterangannya.
Sementara itu, aktivitas Gunung Semeru masih tergolong fluktuatif. Sepanjang sepekan terakhir, tercatat beberapa kali letusan kecil dengan intensitas rendah hingga sedang. Namun, letusan kali ini tergolong lebih signifikan karena diikuti lontaran material vulkanik dan suara gemuruh lemah yang terdengar dari pos pengamatan.
Tidak hanya itu, visual gunung juga sempat tertutup kabut, sehingga menyulitkan pemantauan secara langsung. Meski begitu, peralatan seismik dan sensor termal tetap menunjukkan peningkatan aktivitas di sekitar kawah utama.
Menanggapi kejadian ini, BPBD Kabupaten Lumajang segera melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat dan membuka jalur evakuasi darurat jika sewaktu-waktu diperlukan. Hingga kini Spaceman Slot, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan signifikan akibat letusan tersebut.
Namun demikian, warga yang bermukim di sekitar aliran sungai berhulu di Gunung Semeru diminta untuk mewaspadai potensi lahar hujan, terutama mengingat musim hujan lokal masih terjadi secara sporadis di kawasan pegunungan.
“Kami terus memantau perkembangan gunung dan telah menyiapkan skenario mitigasi jika terjadi peningkatan aktivitas lebih lanjut,” ujar Kepala BPBD Lumajang.
Erupsi Gunung Semeru kali ini menjadi pengingat bahwa potensi bencana alam masih terus mengintai, terutama di kawasan rawan seperti Lumajang dan sekitarnya. Meskipun belum menunjukkan gejala letusan besar, warga tetap diminta tidak lengah dan mengikuti arahan dari otoritas berwenang.
Seiring dengan perkembangan informasi, masyarakat diharap terus memantau pembaruan resmi dari PVMBG, BMKG, dan BPBD setempat. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah kunci utama untuk menghindari dampak buruk dari aktivitas vulkanik yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya.